Sistem Pemerintahan Peradaban Romawi Kuno
Seperti halnya peradaban lain di dunia, pada masa peradaban kuno Romawi juga menerapkan sejumlah sistem pemerintahan. Latar belakang peradaban Romawi yang beragam juga serupa dengan sistem pemerintahan yang diterapkan.
Faktor Internal Penyebab Runtuhnya Peradaban Romawi Kuno
Keruntuhan peradaban kuno Romawi tidak dapat dipungkiri bahwa juga dipengaruhi oleh faktor internal. Beberapa diantaranya korupsi dan kegagalan pemerintahan, krisis militer, krisis ekonomi, krisis sosial dan perpecahan internal, perubahan demografi hingga penyebaran agama kristen.
Faktor Eksternal Penyebab Runtuhnya Peradaban Romawi Kuno
Selain dipengaruhi oleh faktor internal, runtuhnya peradaban ini juga dipicu oleh faktor eksternal. Beberapa penyebabnya antara lain serangan Goth, Hun, Vandals dan Alamanni, penurunan perdagangan dan ekonomi, penurunan pendapatan dan sumber daya hingga penyebaran penyakit.
Baca juga: Peradaban India Kuno: Letak, Sistem Pemerintahan dan Kepercayaan, Peninggalan, dan Keruntuhannya
_______________________________________
Peradaban Romawi kuno menjadi peradaban tua dunia. Namun, segala aspek yang ada di dalamnya masih sangat menarik dipelajari. Seperti halnya bagaimana sistem perekonomian peradaban Romawi kuno, sistem kepercayaan apa yang dianut serta peninggalan yang masih eksis saat ini.
Seru juga ya, belajar peradaban Romawi Kuno, Sobat Pijar? Gimana, tertarik untuk belajar materi peradaban kuno lainnya? Yuk, mulai belajar di Pijar Belajar sekarang juga! Ada banyak sekali materi asupan belajar yang bisa kamu akses dalam bentuk video materi, rangkuman, mini quiz, hingga latihan soal. Lengkap banget, ‘kan?
Tunggu apa lagi? Yuk, unduh aplikasi Pijar Belajar sekarang juga!
Jambi, Kominfo – Deputi Bidang Koordinasi Politik Dalam Negeri Mayjen TNI Wawan Kustiawan mengungkapkan bahwa 86 persen masyarakat Indonesia menilai demokrasi sebagai sistem yang paling cocok bagi Indonesia dan 66 persen responden menyatakan puas dengan kualitas demokrasi di Indonesia saat ini.
Hal ini disampaikan Wawan berdasarkan hasil riset persepsi masyarakat Indonesia terhadap demokrasi yang dilakukan oleh Saiful Munjani Research Center (SMRC) yang dirilis bulan Juni lalu.
“Kita bersyukur bahwa saat ini Indonesia telah menjadi negara demokratis, bahkan dikenal sebagai Negara Demokrasi Terbesar Ketiga di dunia setelah Amerika Serikat dan India,” kata Wawan pada acara Utilisasi Indeks Demokrasi Indonesia Dalam Rangka Penguatan Desentralisasi dan Otonomi Daerah di Jambi, Kamis (19/9/2019).
Wawan mengatakan bahwa Demokrasi Pancasila yang kita anut dalam kehidupan berbangsa menunjukkan semakin matang. Dirinya juga menyatakan kalau demokrasi adalah sistem pemerintahan terbaik karena paling natural dan paling sejalan dengan prinsip kebangsaan.
Sejalan dengan proses demokrasi tersebut, sejak Tahun 2009, Pemerintah telah mengembangkan instrumen untuk mengukur tingkat perkembangan demokrasi yakni Indeks Demokrasi Indonesia (IDI), dimana Kemenko Polhukam sebagai leading sector bekerjasama dengan BPS, Bappenas, dan Kemendagri.
“IDI sebagai sebuah alat ukur perkembangan demokrasi yang khas Indonesia, memang dirancang untuk sensitif terhadap naik-turunnya kondisi demokrasi. IDI disusun secara cermat berdasarkan kejadian, sehingga potret yang dihasilkan merupakan refleksi riil atas realitas sosial-politik yang terjadi,” kata Wawan.
Menurutnya, tantangan untuk membangun IDI adalah menerjemahkan seluruh kerangka konseptual tentang demokrasi ke dalam konsep yang lebih operasional berupa Aspek, Variabel dan Indikator IDI yang diukur.
Dalam pengukuran IDI Tahun 2018 yang dilaksanakan pada Tahun Anggaran 2019, telah diselesaikan seluruh tahapan mulai dari Koding Koran, Koding Dokumen, FGD, Wawancara Mendalam, Verifikasi dan Skoring, serta Rilis IDI yang telah terlaksana pada tanggal 29 Juli 2019 yang lalu.
“Angka capaian IDI Tahun 2018 sebesar 72,39 atau mengalami kenaikan 0,28 poin dibanding capaian IDI Tahun 2017 yakni 72,11. Angka capaian ini menunjukkan bahwa demokrasi kita masih dalam kategori ‘Sedang’, yaitu pada kisaran 60-80,” kata Wawan.
Wawan mengungkapkan, kedepannya, tantangan politik kita semakin besar seiring dengan makin kompleksnya penyelenggaraan kehidupan berbangsa dan bernegara. Dirinya berharap hasil pengukuran IDI menjadi kontribusi penting dalam menata pembangunan politik di Indonesia.
“Begitu pula besar harapan kita agar para pengambil kebijakan khususnya para perencana di daerah, akan semakin familiar dengan IDI dan menjadikannya sebagai rujukan dalam menyusun program pengembangan demokrasi di daerahnya masing-masing,” ungkapnya.
KOMPAS.com - Sejak merdeka hingga sekarang, Indonesia tercatat telah menerapkan empat sistem demokrasi.
4 sistem demokrasi yang pernah diterapkan di Indonesia adalah:
Baca juga: Penyebab Penyimpangan terhadap Demokrasi Pancasila pada Masa Orde Baru
Kepercayaan Peradaban Romawi Kuno
Romawi kuno menjadi peradaban yang banyak disorot oleh dunia. Apalagi masih banyak peninggalan yang eksis sampai saat ini. Meskipun demikian, masih ada sebagian orang yang merasa bingung Romawi kuno dimana. Tentunya peradaban ini ada di Semenanjung Italia.
Selain sistem pemerintahan, tentunya kepercayaan yang dianut masyarakat Romawi kuno juga menarik untuk dikulik. Kepercayaan yang dianut Romawi kuno terbagi menjadi dua yakni animisme dan politeisme. Meskipun sekilas mirip, nyatanya keduanya berbeda.
Berdasarkan sumber yang diperoleh dari buku Romawi Kuno Belajar dari Masa Lalu, pada awal berdirinya Romawi kuno, banyak masyarakat yang memiliki kepercayaan terhadap roh atau yang disebut sebagai kepercayaan animisme.
Bahkan animisme menjadi salah satu ciri-ciri peradaban Romawi kuno yang sangat kental. Setidaknya terdapat beberapa roh kepercayaan yang diyakini oleh masyarakat Romawi kuno pada masa itu.
Setelah masyarakat menganut sistem kepercayaan animisme, kemudian mereka berpindah ke politeisme. Masyarakat setempat menjadikan Tuhan sebagai manifestasi kehidupan sekaligus wujud yang mempunyai kekuatan di luar alam pikiran normal (supranatural).
Dewa-dewi bangsa Romawi kuno rupanya juga mirip dengan bangsa Yunani kuno. Perbedaannya hanya terletak di nama-nama saja. Pada umumnya nama-nama dewa Romawi kuno seperti nama planet seperti Jupiter-Zeus, Mars-Ares, Juno-Hera. Minerva-Athena serta Venus-Aphrodite.
Demokrasi Parlementer
Demokrasi Parlementer disebut juga sebagai Demokrasi Liberal, yang merupakan masa ketika pemerintah Indonesia menggunakan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950.
Artinya, kabinet bertanggung jawab kepada parlemen bukan kepada presiden.
Selain itu, Demokrasi Parlementer juga disebut sebagai Demokrasi Liberal karena sistem politik dan ekonomi yang berlaku menggunakan prinsip-prinsip liberal.
Demokrasi Parlementer berlangsung sejak 17 Agustus 1950 hingga 6 Juli 1959.
Pada masa ini, kabinet-kabinet yang bekerja tidak pernah berumur panjang. Sebab, kabinet-kabinet itu dijatuhkan oleh Mosi Tidak Percaya partai-partai politik yang ada di parlemen.
Beberapa kabinet yang pernah memerintah pada masa Demokrasi Parlementer adalah:
Baca juga: Alasan Pemerintah Mengganti Sistem Presidensial ke Parlementer
Demokrasi Terpimpin berlaku setelah Presiden Soekarno mengeluarkan dekrit pada 5 Juli 1959, di mana Indonesia resmi beralih dari Demokrasi Liberal ke Demokrasi Terpimpin.
Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam permusyawaratan/perwakilan sesuai dengan UUD 1945.
Sementara itu, Soekarno menjelaskan bahwa Demokrasi Terpimpin adalah demokrasi kekeluargaan, tanpa adanya anarki liberalisme, tanpa otokrasinya diktator.
Adapun yang dimaksud dari demokrasi kekeluargaan adalah demokrasi yang mendasarkan sistem pemerintahan kepada musyawarah dan mufakat dengan pimpinan satu kekuasaan-sentral di tangan seorang sepuh atau tetua.
Menurut Soekarno, sistem demokrasi terpimpin inilah yang sesuai dengan UUD 1945.
Baca juga: Apa Peran Soekarno pada Masa Demokrasi Terpimpin?
Runtuhnya Peradaban Romawi Kuno
Peradaban kuno Romawi sungguh mengesankan. Beberapa fase perkembangan peradaban Romawi kuno dimulai dari masa monarki, republik sampai kekaisaran tentunya mampu mendulang prestasi tersendiri. Namun, pada akhirnya peradaban ini juga mengalami keruntuhan.
Setidaknya terdapat dua macam faktor keruntuhan Romawi kuno yaitu faktor internal dan eksternal penyebab runtuhnya peradaban Romawi kuno. Berikut merupakan detail keruntuhan peradaban kuno Romawi.
Demokrasi Pancasila Orde Baru
Demokrasi Pancasila Orde Baru berlangsung selama pemerintahan Presiden Soeharto sejak 1966 hingga 1998.
Kehadiran Orde Baru pada saat itu telah membawa perubahan terhadap pemahaman Pancasila di Indonesia.
%PDF-1.7 %µµµµ 1 0 obj <>/Metadata 334 0 R/ViewerPreferences 335 0 R>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/ExtGState<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 595.4 841.8] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœÅÛnÛFöÝ€ÿ��ÒÂb87^€¢@œ¤Ýt›`‹¸èC±råÊmR«˜XäïwΙá)rT/r8ÀŠD yî×9£äէöI¾ûîÕ‡7ïß&Ù«Ÿ·Í>YÝ5›_?¿ÿ>¹~û&ù÷åE–fð¯,žd‰ªT*“R²´LŽw—¿ý-i./®o./^ýÀÆ“›?//˜^˜%,áKYR°"eEró¤×üø©Hö_ôC“=~*í§//~_]¿^ç«ëä½~5ÿJn~º¼x§þËåÅ·¡"O‹!*ˆ�œŒ!%ï>¼I’1wØÜ2•e’—Uª¦8ý}½‘«×kµúdÙñsòV¿¾^oX¶ú¨¯'ÿ\oÔêÝxEÎ�î€ÿ?’2P£ÉDÛp�Ós�1‘JžäŠ¥•šà,HJ0^¦™ Á{«áÝ�4žÚFKà‹þ{>Âç-¼} é$;ýnßéár\S£\Íí·ý¢=¾Âß×-©,™L«/¥øfQò ks�¬å2Sœ®·À˜fŒÄ·Éš«÷Í®m�eŽÁþK|·Û®[=ºoîñ«ÛÙ§íîÌUwsƒ—Ý£QžðÆ Å þ³'³w4Ï Ý 9y6ÐÀ�†ŽìÞZ+~7Ô¥;·¬ÃuǺWm\jL»Ù9—pÀç"ü+«°®Æu·æuÌÀÆAu¦…Æê$@vOtTÒ¥¸W+q†Û#?ºÉ†ó‡S‹co|úëÏæΑ$àóó"ðÁÙŸ.ëÕ/·Å¥Ýqø�DZ³2_ýC‡ã¶q^cî*µ^ø±�Ûû ÿ˜�døÕ£bƒ‹F/�Nv*>�Ñ·ûÿ¬½ßËÿÚ¥é%íqDœÑÞ㽋Gõˆç=ƒ½`FJïÈ7Š^v³ýy�'õ¬Y*DˆcgÍîÔªçľóœ[Ö e™§bŠ¯± oBuW5mÃe5´ÄÞ!úÌ®ytªà½ÓàÞáÓ³ÓÜm©]õ©—ö£‹÷Œöj¯žA/è³i‘—†Ç¬«Ö(U™SY��BœDŸsö Ÿ×T½À'>½Æª,¬0xÏÎ?t?¸/¨Ÿäbõ“ÌD:M˜~]cFo%¹Ú¢Ž§rÄ«ƒ�l;’¦ø²Ló2€"m1¡ó�Œ%iƒ¡X`+'i¥NÒ€žFQÚÈ–´ÐQ5ÄTR….ŒB€ê¶Ù×ÆÛõw±á£Mf¾h½G=þÓº(ÊCp(©"°C ¬‚æ!�”mã3ÑæjhË>;C>ÜSâ¥ Ë áµ„ÿ…J« ¤�û7îž°ÊSÜ6¾ø0��aÊѳüž6÷‘¨m\¬G ]™[}-Cê7´°„;(¡ƒâ< [Ÿz˜¬�´Ÿ"˜Òn#‰‚•iH):¯‹µúý0Òöš2è`ì\RuXÀIeØ´�ÀÉÔZó�\šê޸ⓅŽ2µ9¶Îç!õ á¾mŠ¾é`Z�øß ¹‹8`�ÁMDO£æyÚÁT™í
%PDF-1.6 %���� 998 0 obj <> endobj 1016 0 obj <>/Filter/FlateDecode/ID[<8F4468848668C34CBC22AAA44C1B46F6>]/Index[998 28]/Info 997 0 R/Length 95/Prev 550462/Root 999 0 R/Size 1026/Type/XRef/W[1 3 1]>>stream h�bbd```b`` �� �i+Xd��L��Io0�D2ׁق`RL��ɗ �q �LP���Al�r ��Y&F�R�]�D��� �0 ��5 endstream endobj startxref 0 %%EOF 1025 0 obj <>stream h�b```�Z�'� �����x��` [�ݴ�@r�� ��1�Y����� t@p��gL��"��8tfrX�,Yr��T�\6���B�"Θ.��Yrp&�T^�I>W�XY����T9k��q&�����iW 9�q0�ۙ*��8���,�<-g�.n 8T{Y�W}�� ��05��%� ��jq0uJi獅�6��*�R5)Oc���0��X��P�Ȁ[�Ǝ3S$B�]s��a��q���Ȁ�K&������6,�b�����0S�r�����2:::E��P�' ��2�\Aa_�UI���fP�0� �+�'���%�JM�Z, j �`DT��H�Q�o��i V��5���\�.���3z2^bLe�c\�h��_�w��4�Y�_Kw��h2cXǰ-�c#��S�&F�ܹ�� ͌!7t�{y%8�aIЕ�C��f&�;�����!zHs208>��2p�&@�2�0 �~�� endstream endobj 999 0 obj <>/Metadata 79 0 R/Pages 992 0 R/StructTreeRoot 121 0 R/Type/Catalog>> endobj 1000 0 obj <>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text]>>/Rotate 0/StructParents 0/TrimBox[0.0 8.50394 498.898 717.165]/Type/Page>> endobj 1001 0 obj <>stream hެ�kO9���?�Bԗ�T!%��U�E [P����Nf�̴j����h��*��>7����1����I)� 0%J0�) $�§��C�4�\;�Fx88�}�'�W�}��#��W<�5�|��]=o��z���d:i�w&��`������{賿D2��/�� �0�$�2V�����LGf�kQu����q�.��|#�'�o�E�GL��h�͎��/X֑�����ݏ�`�}��"�5��p���cݳ��/n��rq�3�O��%A|Z������͏�]D�ao�$�ˬ�˲��� 6��,^����J���D��2�Ï��/�;+��qS]g�oc?���l� �9!�������^T� >���3�V{M�)�훖��6��λ]L&k��;-~V֣�+��Ӳ�����e���0��vuX�l��|���O��5�N�?��br0��>_�w��tʤ���AK��h �-� Eju�*�m��(4 ,�̠�̘��C�$3���̣�Z�@���[�2!���m���ɴ ���/��H��O �������F�<�Oq�#2IJ�Mmח=�̠e�[�c� Oچ�3d� dz�L북��L�&��Iz)�nR�L�-���8a������K�7�"g�o���eq��\�Y�T" s�ܣB[�A���mq5�� ��}�-��i\���:���Fژ�%�l�������-� ��bo endstream endobj 1002 0 obj <>stream H�\��j�0E�� -�Eq�X�L MZ�ⵥi?��'y��(�"����j�u,y�s�$_o7�؍.K}�����&=��Ԩ�뱋ټpm_Oӽ9�C�[��z����>�*����yLWw�j���f�kj5u��n>[��.��OOG7s˥k�`����K}R�Oew��λ�zg5?o|\u��<�Lӷz�FS��U3���z�k�il������:eU��g3[���OƋ�Ķ�¸�~����崿 /�%�{�Y���{���H~��k���ӳ��������������������������0� �����������������r 3� �0� ���+03 2 3 2 3 2 3 2�3�>h�7 o�g�g�g�g�g�g�g�g`ހ��n�`H���bS��g���dc8��4��.���c�gU�e� ��� endstream endobj 1003 0 obj <>stream H�\�͊�@�}���&��l���8� 1)��C��~��4=0��Jŏ���~���1�߇k}�c8�]3���>�1���y��?���R�Y�6�1^��隭V!��o��O��z��Y�mh��v���k{x�����%vc���:4�^���V��i�˾I���xI{�=����PL�sb�ko}Uǡ��1[�ҵ��t���5���p��T���lU���,���`^ /���[�-�y������Μ�tU�%�YΙ��s�\2���,�ʬ��l����t�p�t�p�� �+�k�B��#��} ��)�Sا�O�_�W�f�YaV�f�YaV�f�YaV:N�MaSz�Aa0�f��h0���h0���h0���؛�7���1�f��h3،�z3: Nco�ތf��ٛ�7���w�~���w�~���w�~���w�f��a^`o1+������0����@�h:I�����aH�?7��c��.~�H��i>�_ 7, endstream endobj 1004 0 obj <>stream H���Qo�0���)��~���8���� h���0U�^1�d�߾8*L*�Dw���ߝ���t���t�eGC��F�'��$�r.H�)hL���8�R`����s �.���[(~GL�6%Ȅ����QI�ϋ2B#S֛F;K/<��5%<��4�j�JW�XG�"O=F|A�z:��X�,8�I�U"�D��~�!�Q�`�! x�E���B:�1ghouk�K1�@�_����Y�H� B$��2?��jg�N�*����S��>�q��. L�Ŋ�x�Y��rm�S�2������D��О0�ȴ��Xz�9݆�I�����+�+��v��(��!I�g���:�l�{��I�Ϯ5f :�oV�U �����@�H�o�w���vt�آ3�D�� m����F��,jb�W0��M8'�)v���㗐C�UW���~0��M��??�T���L��z�[�+oK[��;��4�9e�qA��3 ��{�l_�hL��u�V��G�O��X�_ � �h� endstream endobj 1005 0 obj <>stream H��SKo�0��+|L�BIxKU����ӸM;����G+ ������ Ev�ϟ�/�Gc�� �糨`��?m��r��bx�8f� ~3?4��-�w���a qi�� ���Ԕ�D���O��'=�҇�e;���[�+�-�$�URFNhs��+"�2\��( '{��:��%��%��VƏ�J�1n��G�<�A���@wnuŸ��%g�rg�C��b�U��Z%�p�WpCaf�#��Y,�#p"������}��R߇J������Ԛi�i|=}Q?��JMXh�;ƚ���Bwl��29�|o��j�����%��7�g�jږ3h_�EV%muȀ�aH��9.1Ѫ@����9 ��Tl%O)j� ��PѬi��`6��E���)ZjʁdD4-Ң�TI�V����3|�U���܀�× �8�d endstream endobj 1006 0 obj <>stream H��SM��0��W�(�Ʊ�ò�_�-,�[�A�ZGu�[:�����hf43q���o/�������DOM�m��p�|D��~�W1�˚de�<ߑf�~�Vh�6i�� �o�6���GZ�NΎ!vD���/�<��b��r_]��؎���j.�q� z�_��A�D7\�y�� ��[��D���|��t�ﷳ"٭�Y\E�gYN7�c9�������TB8�����?ɳ �ȓ�BY ��'[5ɽ5�����2vR�56���8��dyW��w�k*u��f����ʻ��R+&���0(�:�u_W�?MR�jTw̭#F��dP ���w[u1\_Wq��*.��'��x��i5�;�(�{w~�.a��AL�_�|B�u�+x��DJ�w�Ј��gzV�G]����&ۊ�;W��A=�|�qy+c��Y`<�MN%�6m�Ќ�٧����*�۰+D�3.����U�a~��m0���.�%sٲc��F�9�h�fui�fW�e�>2��ָNx>b�:�R�0���Щg���q���` ;�L� endstream endobj 1007 0 obj <>stream H��R�N�0��+rL$�-]����� ����0�-JR!�7 #C�4Ur����j�e�-�(?r���Ǐ��5���]@����m[ ����R4�~�*�ͬA� �iY2Ԫ�J1'#��۵����)��� 6��ކ�ʈ�y~�2Tq���&�:Y���:��H���< T5�>l�����hHR t����X���ҦS�� ��9t �6�*D^O��]���y�_��Uo�4tDk���I�[�ߤ(0�k�b%��a�1��������Y��~�o�X���#�;���<���Te]��^���Fn�8tS�'�& �fP�C(Z�n�:����y���r�?�a:i��ֻxڳD�8^H7!hw+ɷ�D�KE�h^�Es�����l�Z��c^.���A@�h��D䆕 ;Z �䠇�`�[�B�����a��>'���w��Џ }E" endstream endobj 1008 0 obj <>stream H��RK��0��W�h�4��N��0�yfa���mكJ��'�)��2�~-���l[J@���'�+�%�e���̒��=X��|~{aJ��ǧ�*�eY*&Y�'�������T���u�f�u�J���6;p0j&[^yB���6"��!�;�6`�;r� ��uS�mp BzH�)��!M�)���i�>o����Ѓ�Ć#��ˣ�[G˼B�U��E�- _S�"z5:F�j�z5!���1{ET:�p��&hf�ġJ�Մq��shK=���Jg�n*������^˞&�G����n]��iA���@��B�8Txx����pD� Ypm~%w!T�k2^˸�j���ߕf_W�ј�b��"��'s�?�10�}}������tK����z� ���*��Pdv(>E�Eӡ�g�_G�E�P`DQ�6�B�1�ͩ�� Mh�/�����RĞ��v���,�Ty��W�f|p�y6�_%c� J: endstream endobj 1009 0 obj <>stream H��SMo�0��W�(�c)�P������o�L�8�m!�� ��#mEμ-J�#E�4+>/E���Ă��X��z{z}f*f���g�o�`U�IV)Y�nI�<ə��0�l2V4�7�ۮ��X�T�F��Q�`+��: ������ޖ���L��U�Z��u)rg�a�;0�S�� ;�[:k�K���!s�C��k������{K�T��%k���#ޢ�1�Św( ���A�On���<:�q7��0:�!� V���=�vW�ͮA��t�;J���S�d8X�yMl<_�Bz�"�9�Lɰ�y�Ѱ���F)~���H�P�~4��J$�����(�����x�J�Oږ"�嚞��!�>wð��`��C�>�=G������u������8�}i�L����).%--�iKZnS(s�a���KR6#<��^y�:2�� �z�#��ᇟ�פk�w�Ow���ϡ�C�sMqĦ�S�S~��Ŧ8�TF?�Tl�ϲw������` 3�3� endstream endobj 1010 0 obj <>stream H��RK��0��+|���������>�jO�V�0-��'|��Ķ�M$h�����1f���N�>^X��~B�7/�LU�������u��kŀջ�����|+��+Z�B�Շ����B�y�=Uʧvr���� �r�*�T)+�t��8`h������g3�?�9�i.�9�����{QP� ��.���4K�U�*��(=�� (� LG\��Cc<�B��� �Hį�(E�_��#�&s폾��wڠj<�BY$}�n��|E-ܫr�]�v���?Sp���tC$W�7�9��5��؇�ɄK>�F'7r5��� �8�/V�� �x�-�&�{Xu@��@�IXx�D���vÕ���st��\�k��k��D��u�;�ڄ�:����6k@�?>���*���� 0 �,� endstream endobj 1011 0 obj <>stream H�RP�ְR��544�pI���.�4��H,�ԁ zki���d��gBS����MK��\(?@��K-��+I�H�ӌ ��r �r�uV� �RP 0 �B� endstream endobj 1012 0 obj <>stream H��V l���>�Ɖ�����q|>�$>�w��$NB|1&$$�$Z�6$�$d�@��gd�cm�M�� uM0!�Jk���m���*S�PW�vjF�N��X7�t!�}��YLi���d������<���0 ���ԓN]�s�#g�ذI�u�dw? ���S�[LJ&�(N7 �� J�>����Q��h�0 x��Ķ�7����/ (mٶc��>D�� �_��V� ϔ���1�@�L��A�ol|�S{^� �ǐ��������8 ����}�O�5 ����9�\`K7 ޮ�]{�.����Uub��į7>�l�� ��@^@�T�0A��6�٫әA��E3ÈqYx�S�E¥JS5 !����&(E"��$�X��՞�ГT���?�xϡ�ϐI�_�IRB�*Kě�f��8��s��Z)��)̐����H�T?x����'���}����5�[�]��)� Pz�حy�U�}H��P"X!HI���/�~���Zkͫ[#l8X���
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Yuk, beri rating untuk berterima kasih pada penjawab soal!
Negara Inggris(United Kingdom) merupakan negara kesatuan atau unitary state yang terdiri dari Skotlandia, Wales, Inggris, dan Irlandia Utara yang memiliki bentuk pemerintahan monarki atau kerajaan. Inggris dikenal sebagai ibu atau pencetus
parlementer (the mother of parliament) sebab Inggris lah yang membuat sebuah sistem pemerintahan parlemen yang dapat diterapkan dengan baik untuk pertama kali. Sistem ini memeberikan hak kepada masyarakat untuk memilih wakilnya melalui pemilihan umum yang demokratis untuk dapat mengatasi persoalan sosial ekonomi kemasyarakatan sehingga tercipta kesejahteraan rakyat.
Kostitusi di inggris tidak tertulis(konvensi) dalam bentuk teks namun tersebar dalam bentuk pelbagai hukum, peraturan, dan konvensi.
Pemerintahan Inggris dijalankan oleh Perdana Menteri sebagai kepala pemerintahan dibantu para menteri. Ratu dan Raja Inggris hanyalah kepala negara yang berfungsi sebagai simbol kenegaraan(simbol kedaulatan, keagungan dan persatuan negara).
Kabinet merupakan menteri-menteri yang dipimpin oleh perdana menteri. Kabinet tersebut yang benar-benar melaksanakan roda pemerintahan. Anggota kabinet pada umumnya berasal dari House of Commons. Perdana menteri merupakan pemimpin dari partai mayoritas di House of Commons. Masa jabatan kabinet sangat tergantung pada kepercayaan dari House of Commons. Parlemen memiliki kekuasaan membubarkan kabinet dengan mosi tidak percaya.
Inggris menggunakan sistem dwipartai. Di Inggris berdiri 2 partai yang saling bersaing dan memerintah. Partai tersebut adalah Partai Buruh dan Partai Konservatif. Partai yang menang dalam pemilu dan mayoritas di parlemen merupakan partai yang memerintah, sedangkan partai yang kalah menjadi partai oposisi.
Badan Peradilan ditentukan oleh kabinet sehingga tak ada hakim yang dipilih. Meskipun demikian, mereka melaksanakan peradilan yang adil(bebas dan tidak memihak), termasuk juga memutuskan sengketa antara warga dengan pemerintah.
Inggris sebagai negara kesatuan menerapkan sistem desentralisasi. Kekuasaan pemerintah daerah berada pada Council (dewan) yang dipilih oleh rakyat di daerah. Sekarang ini, Inggris terbagi dalam tiga daerah, yaitu England, Wales dan Greater London
%PDF-1.5 %µµµµ 1 0 obj <>>> endobj 2 0 obj <> endobj 3 0 obj <>/Font<>/ProcSet[/PDF/Text/ImageB/ImageC/ImageI] >>/MediaBox[ 0 0 720 540] /Contents 4 0 R/Group<>/Tabs/S/StructParents 0>> endobj 4 0 obj <> stream xœ…“[oÚ@…ß-ù?Ìãn$›�½ø"E‘Lè0LyˆúQ‚òÒ"µýû�]C1)Ä€ìµÍ9;ß™1ôfp{Û›ôm âîîË>üƒT p_£›óú5zöõi»1P¾Á—0€Á¤ÐRãA-â$Íè(„Êå¿ó~ Æ” ×\ƒ$çý&žo.xɃ—WŒ3ÝhbL®‹Ô©üûšÊ}@Pyœ“¶~ôØXêTÄ*ƒš¨$Ô{ÀµÔðÇýmëÃ0xd%�Lx”°éÈç�[Xà(Ù’GšUîvÍ1o.GÀ3fݽŠcÚL+',lÁ¿Aý9TÜ¥ õ©þÈÅF}„3…®-æÜêva`òÔƒ¹8ú%Ve×Ze;51I�´ÅyJ2Mb� ÑÄdérj3ÜÿâŠýhñ8§£VIê“jkIñö{³ßqÍžv¤\o`Aëõ7l³[ÓrÓòú¯Ü¤UîqÔ&–4M97š!Œõ#ÃøJm˜Ê÷2áÅpY¹©·-çõ [¹Ë¢ºb§•ŠeÚ¶{dÒuMIf5�è„Vñ¥½ñÓnìå{dK~¡7ÉysŽìI'êÄ.óÄ£È.ø–®�¯¦_-µÅ 礼۪ðí¡@øÉʃ“ ÑÇMK)Ó�г.ôËäZ�‘cÞ´]u‘·t ùÊVe> stream ÿØÿà JFIF ` ` ÿá 6Exif II* &
Sebagai salah satu peradaban tertua yang ada di dunia, peradaban Romawi kuno memiliki banyak sekali mitologi dibandingkan dengan peradaban lainnya.
Selain itu, kekaisaran Romawi kuno menjadi kekaisaran terkuat sepanjang sejarah sehingga membuat peradaban ini sangat menarik untuk dikulik lebih jauh. Umur peradaban ini mencapai 1500 tahun lamanya.
Baca juga: Peradaban Cina Kuno: Letak, Sistem Pemerintahan dan Kepercayaan, Peninggalan, dan Keruntuhannya
Letak Peradaban Romawi Kuno
Setiap peradaban di dunia ini tentu memiliki eksistensi tersendiri pada masanya. Seperti peradaban kuno Romawi. Banyak yang mencari tahu seputar ringkasan peradaban Romawi kuno dan mempelajarinya lebih jauh.
Peradaban kuno Romawi dikembangkan oleh Suku Latia yang posisinya menetap di lembah Sungai Tiber. Tepatnya, ada di Tujuh Bumi Roma, Semenanjung Italia. Peradaban ini amat terkenal dengan mitologinya.
Bisa dikatakan bahwa munculnya peradaban Romawi kuno digadang-gadang karena adanya suatu cerita atau mitos yang dipercaya oleh masyarakat setempat. Salah satunya ialah mitos Remus dan Romulus, saudara yang merupakan keturunan Aenas dari Yunani.
Dua bersaudara ini adalah anak kembar dari Rhea Silva, yang merupakan seorang pahlawan dari wilayah Troy. Remus serta Remulus kemudian membangun kota. Sayangnya di tengah perjalanan, mereka berebut dan hingga akhirnya menyebabkan Remus terbunuh oleh Romulus.
Kemudian, Romulus pun menamakan kota tersebut dengan namanya yakni Roma, sebuah kota yang kita kenal sampai sekarang. Selain lekat dengan unsur mitologinya, karakteristik peradaban Romawi kuno juga terkenal dengan kepercayaan animisme dan politeisme.
Kerajaan (753-509 SM)
Pada tahun 753-509 SM merupakan masa-masa Romawi awal berdiri. Pada masa ini Roma masih dipimpin oleh seorang raja. Raja didampingi oleh senat yang merupakan wakil dari para suku di sekitar lokasi kerajaan.
Namun, karena catatan sejarah yang masih terbatas, rupanya menyebabkan masih banyak aspek Monarki Romawi yang menjadi subjek perdebatan akademis. Bahkan sampai saat ini masih banyak peneliti yang melakukan studi lanjut tentang sistem pemerintahan monarki Romawi kuno.
Setelah melampaui sistem pemerintahan monarki pada awal Romawi kuno, berikutnya sistem pemerintahan yang diterapkan adalah Republik. Hal ini dimulai dari penggulingan Kerajaan Roma (509 SM) yang juga diikuti dengan berbagai macam perang saudara.
Pada masa Republik Romawi juga terjadi perang yang amat terkenal yaitu Perang Punic antara Kekaisaran Kartago melawan Republik Romawi. Tokoh Romawi kuno yang tersohor kala itu adalah Lucius Tarquinius Superbus.