Gambar Blora

Gambar Blora

Fasilitas Sekolah TK 123 Kids

TK 123 Kids memiliki 2 buah ruang kelas, 1 perpustakaan, 0 laboratorium IPA, 0 laboratorium bahasa, 0 laboratorium komputer dan 0 laboratorium IPS.

Saat ini TK 123 Kids yang memiliki akreditasi A menggunakan Tidak Ada untuk koneksi internet, menggunakan daya listrik 1,100 watt dari dari PLN.

PPBDB & Biaya Masuk TK 123 Kids, Kabupaten Blora

Informasi mengenai penerimaan & pendaftaran siswa baru (PPDB), biaya masuk dan uang muka pendaftaran sekolah TK 123 Kids, Kabupaten Blora hubungi langsung pihak sekolah menggunakan email [email protected].

Legalitas TK 123 Kids

Kapan TK 123 Kids pertama kali dibuka?

Jika merunut pada SK Operasional sekolah, TK 123 Kids didirikan sejak 11 November 2014.

Perhatian: Kami tidak dapat menjamin dan tidak bertanggung jawab terhadap keakuratan dan keaktualan data yang ada pada halaman ini. Selalu kroscek kembali dengan pihak sekolah.

Polisi berhasil menangkap 10 orang saat menggerebek arena judi sabung ayam di Desa Tutup, Kecamatan Tunjungan, Kabupaten Blora, Jawa Tengah.

This Account has been suspended.

This Account has been suspended.

Actions (login required)

TK 123 Kids adalah sebuah institusi pendidikan TK swasta yang yang lokasinya berada di Jl. Pemuda No 29 Blora, Kab. Blora.

TK swasta ini pertama kali berdiri pada tahun 2014. Saat sekarang TK 123 Kids masih menggunakan program kurikulum belajar 2013. TK 123 Kids dipimpin oleh seorang kepala sekolah yang bernama Tanty Fabiola dibantu oleh operator bernama Evi Christin.

Pertanyaan Yang Sering Ditanyakan

Berikut adalah beberapa pertanyaan yang sering ditanyakan tentang TK 123 Kids.

Sanitasi (Toilet) TK 123 Kids

Di TK 123 KidsTotal ada sebanyak 0 toilet guru dan 2 toilet untuk siswa.

Di mana alamat TK 123 Kids?

TK 123 Kids beralamat lengkap di Jl. Pemuda No 29 Blora, Kabupaten Blora, Prov. Jawa Tengah.

Berapa biaya masuk TK 123 Kids?

Untuk informasi biaya masuk TK 123 Kids Anda bisa langsung menghubungi pihak sekolah atau cek infonya di website .

Kesenian Barong atau lebih dikenal dengan kesenian Barongan merupakan kesenian khas Jawa Tengah. Akan tetapi dari beberapa daerah yang ada di Jawa Tengah Kabupaten Blora lah yang secara kuantitas, keberadaannya lebih banyak bila dibandingkan dengan Kabupaten lainnya.

Seni Barong merupakan salah satu kesenian rakyat yang amat populer dikalangan masyarakat Blora, terutama masyarakat pedesaan. Didalam seni Barong tercermin sifat-sifat kerakyatan masyarakat Blora, seperti sifat : spontanitas, kekeluargaan, kesederhanaan, kasar, keras, kompak, dan keberanian yang dilandasi kebenaran.

Barongan dalam kesenian barongan adalah suatu pelengkapan yang dibuat menyerupai Singo Barong atau Singa besar sebagai penguasa hutan angker dan sangat buas.

Adapun tokoh Singobarong dalam cerita barongan disebut juga GEMBONG AMIJOYO yang berarti harimau besar yang berkuasa.

Kesenian Barongan berbentuk tarian kelompok, yang menirukan keperkasaan gerak seekor Singa Raksasa. Peranan Singo Barong secara totalitas didalam penyajian merupakan tokoh yang sangat dominan, disamping ada beberapa tokoh yang tidak dapat dipisahkan yaitu : Bujangganong / Pujonggo Anom Joko Lodro / Gendruwo Pasukan berkuda / reog Noyontoko Untub.

Selain tokoh tersebut diatas pementasan kesenian barongan juga dilengkapi beberapa perlengkapan yang berfungsi sebagai instrumen musik antara lain : Kendang,Gedhuk, Bonang, Saron, Demung dan Kempul. Seiring dengan perkembangan jaman ada beberapa penambahan instrumen modern yaitu berupa Drum, Terompet, Kendang besar dan Keyboards. Adakalanya dalam beberapa pementasan sering dipadukan dengan kesenian campur sari.

Kesenian barongan bersumber dari hikayat Panji, yaitu suatu cerita yang diawali dari iring-iringan prajurit berkuda mengawal Raden Panji Asmarabangun / Pujonggo Anom dan Singo Barong.

Adapun secara singkat dapat diceritakan sebagai berikut :

Prabu Klana Sawandana dari Kabupaten Bantarangin jatuh cinta kepada Dewi Sekartaji putri dari Raja Kediri, maka diperintahlah Patih Bujangganong / Pujonggo Anom untuk meminangnya. Keberangkatannya disertai 144 prajurit berkuda yang dipimpin oleh empat orang perwira diantaranya : Kuda Larean, Kuda Panagar, Kuda Panyisih dan Kuda sangsangan. Sampai di hutan Wengkar rombongan Prajurit Bantarangin dihadang oleh Singo Barong sebagai penjelmaan dari Adipati Gembong Amijoyo yang ditugasi menjaga keamanan di perbatasan. Terjadilah perselisihan yang memuncak menjadi peperangan yang sengit. Semua Prajurit dari Bantarangin dapat ditaklukkan oleh Singo Barong, akan tetapi keempat perwiranya dapat lolos dan melapor kepada Sang Adipati Klana Sawandana. Pada saat itu juga ada dua orang Puno Kawan Raden Panji Asmara Bangun dari Jenggala bernama Lurah Noyontoko dan Untub juga mempunyai tujuan yang sama yaitu diutus R. Panji untuk melamar Dewi Sekar Taji. Namun setelah sampai dihutan Wengker, Noyontoko dan Untub mendapatkan rintangan dari Singo Barong yang melarang keduanya utuk melanjutkan perjalanan, namun keduanya saling ngotot sehingga terjadilah peperangan. Namun Noyontoko dan Untub merasa kewalahan sehingga mendatangkan saudara sepeguruannya yaitu Joko Lodro dari Kedung Srengenge. Akhirnya Singo Barong dapat ditaklukkan dan dibunuh. Akan tetapi Singo Barong memiliki kesaktian. Meskipun sudah mati asal disumbari ia dapat hidup kembali. Peristiwa ini kemudian dilaporkan ke R. Panji, kemudian berangkatlah R. Panji dengan rasa marah ingin menghadapi Singo Barong. Pada saat yang hampir bersamaan Adipati Klana Sawendono juga menerima laporan dari Bujangganong ( Pujang Anom ) yang dikalahkan oleh Singo Barong. Dengan rasa amarah Adipati Klana Sawendada mencabut pusaka andalannya, yaitu berupa Pecut Samandiman dan berangkat menuju hutan Wengker untuk membunuh Singo Barong. Setelah sampai di Hutan Wengker dan ketemu dengan Singo Barong, maka tak terhindarkan pertempuran yang sengit antara Adipati Klana Sawendana melawan Singo Barong. Dengan senjata andalannya Adipati Klana Sawendana dapat menaklukkan Singo Barong dengan senjata andalannya yang berupa Pecut Samandiman. Singo Barong kena Pecut Samandiman menjadi lumpuh tak berdaya.

Akan tetapi berkat kesaktian Adipati Klana Sawendana kekuatan Singo Barong dapat dipulihkan kembali, dengan syarat Singo Barong mau mengantarkan ke Kediri untuk melamar Dewi Sekartaji. Setelah sampai di alun-alun Kediri pasukan tersebut bertemu dengan rombongan Raden Panji yang juga bermaksud untuk meminang Dewi Sekartaji. Perselisihanpun tak terhindarkan, akhirnya terjadilah perang tanding antara Raden Panji dengan Adipati Klana Sawendano, yang akhirnya dimenangkan oleh Raden Panji. Adipati Klana Sawendana berhasil dibunuh sedangkan Singo Barong yang bermaksud membela Adipati Klana Sawendana dikutuk oleh Raden Panji dan tidak dapat berubah wujud lagi menjadi manusia ( Gembong Amijoyo ) lagi. Akhrnya Singo Barong Takhluk dan mengabdikan diri kepada Raden Panji, termasuk prajurit berkuda dan Bujangganong dari Kerajaan Bantarangin.

Kemudian rombongan yang dipimpin Raden Panji melanjutkan perjalanan guna melamar Dewi Sekartaji. Suasana arak-arakan yang dipimpin oleh Singo Barong dan Bujangganong inilah yang menjadi latar belakang keberadaan kesenian Barongan.

Muksin, Muksin (2021) TOPENG BARONGAN BLORA: Konsep Pengembangan Bentuk. S3 thesis, ISI Surakarta.

Topeng Barongan Blora merupakan salah satu kesenian tradisional yang berkembang hampir di seluruh wilayah kecamatan Kabupaten Blora. Setiap kecamatan memiliki varian bentuk topeng Barongan yang mengalami perkembangan signifikan. Ada dua kategori topeng Barongan, yaitu topeng kawak untuk fungsi ritual dan topeng kreasi baru (pakem dan kreasi) untuk fungsi pertunjukan dan mainan anak/suvenir. Sampai saat ini belum ada yang membahas mengenai perkembangan bentuk, ciri khas, dan nilai estetik topeng Barongan secara komprehensif. Penelitian ini bertujuan untuk mengungkap perkembangan bentuk serta merumuskan konsep pengembangan topeng Barongan Blora. Konsep pengembangan ini merupakan factor yang sangat penting dalam menjadikan topeng Barongan sebagai komoditas. Penelitian dilakukan dengan metode kualitatif menggunakan cara atau model riset grounded. Pengumpulan data dilakukan dengan cara observasi, wawancara, telaah dokumen, dan studi pustaka. Data yang terkumpul dianalisis secara interaktif melalui reduksi data, penyajian data, dan pembahasan, serta menarik kesimpulan sebagai hasil penelitian. Hasil penelitian meliputi: 1) Peta budaya mengenai keberadaan topeng Barongan Blora berdasarkan latar belakang mitos, sejarah, fungsi, bentuk dan mediumnya, serta aktivitas dan cara pandang masyarakat Blora, 2) Karakteristik topeng Barongan Blora yang mengalami perubahan bentuk dan fungsi yang cukup signifikan, dimulai dari ide dasar dan berbagai bentuk topeng Barongan lama (kawak) hingga topeng Barongan baru (kreasi baru) termasuk untuk suvenir, terkait dengan ciri khasnya. 3) Data perkembangan topeng Barongan Blora berdasarkan fungsi, medium (bahan), serta jenis dan bentuknya sebagai kreasi artistik. 4) Temuan konsep pengembangan topeng Barongan Blora adalah: fungsi sebagai pemicu komoditas dengan tidak meninggalkan ciri khasnya. Hasil penelitian berupa konsep pengembangan topeng Barongan Blora sebagai komoditas dalam komoditisasi inovasi produk alternatif, melalui: 1) aplikasi perwujudan kepala, gigi taring, gusi, hidung, mata, dan rambut, merupakan ciri khas inovasi pengembangan; 2) aplikasi perwujudan terpengaruh oleh fungsi arak-arakan dan pertunjukan, topeng berkembang dan menjadi komoditas; 3) aplikasi perwujudan terpengaruh kenyamanan pakai untuk arak-arakan maupun untuk pertunjukan sebagai komoditas. Penelitian ini memiliki kontribusi dalam peningkatan apresiasi kesenian tradisional yang sejenis, serta dapat menjadi acuan dalam pengembangan bentuk topeng Barongan Blora ke depan.